Menjadi Bagian dari ASPD 2025- Catatan Kecil Seorang Fasilitator


 Pada tanggal 06 dan 07 Mei 2025 lalu, saya mendapat kepercayaan untuk menjadi bagian dari pelaksanaan ASPD (Asesmen Standar Pendidikan Daerah) sebagai pengawas di dua satuan pendidikan di Bantul. Dalam dua hari tersebut, saya tidak hanya menjalankan tugas formal, tetapi juga mendapatkan banyak pengalaman berharga, pembelajaran langsung di lapangan, dan relasi baru dalam dunia pendidikan.

Hari Pertama: MTsN 2 Bantul – Tertib, Terarah, dan Dua Sesi yang Penuh Konsentrasi

Tanggal 06 Mei 2025 tepatnya pada hari Selasa, saya ditugaskan di MTsN 2 Bantul. Saya datang lebih awal untuk mengikuti briefing teknis yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah. Briefing tersebut berlangsung singkat namun padat, menyampaikan poin-poin penting terkait pelaksanaan ASPD, mulai dari teknis pelaksanaan hingga etika pengawasan. Arahan tersebut membuat saya merasa siap dan percaya diri menjalankan peran.

Saya mengawasi dua sesi ujian pada hari itu. Setiap sesi berlangsung sekitar 90 menit, dengan jeda waktu cukup untuk persiapan antar sesi. Suasana ujian tertib dan peserta tampak fokus menghadapi soal. Guru-guru dan panitia sekolah sangat kooperatif, menciptakan alur kerja yang rapi dan mendukung kelancaran seluruh proses.

Meskipun tampak formal, saya tetap berusaha menjaga suasana agar tidak terlalu tegang. Dengan sikap tenang dan komunikasi yang ramah namun profesional, saya berharap siswa tetap merasa nyaman dan percaya diri menyelesaikan ujian mereka.

Dokumentasi Fasilitator di MTsN 2 Bantul & SMPN 3 Jetis

Hari Kedua: SMPN 3 Jetis – Tiga Sesi dan Relasi Baru yang Bermakna

Tanggal 07 Mei 2025 tepatnya pada hari Rabu, saya bertugas di SMP Negeri 3 Jetis. Kali ini, saya mengawasi tiga sesi ujian. Tantangan utamanya adalah menjaga fokus dan konsistensi dari pagi hingga siang, terutama karena siswa berbeda masuk setiap sesi dengan dinamika masing-masing.

Sebelum pengawasan dimulai, saya kembali mengikuti briefing singkat bersama panitia sekolah. Namun yang menarik, saya juga sempat bertemu dan berkenalan dengan beberapa fasilitator dari sekolah lain. Obrolan singkat kami justru membuka ruang untuk berbagi pengalaman, bertukar kontak, dan membangun relasi baru yang insyaAllah akan bermanfaat di kesempatan lain.

SMPN 3 Jetis memiliki suasana yang tenang dan peserta ujian menunjukkan sikap disiplin. Meski lelah karena tiga sesi berturut-turut, saya merasa bahagia bisa menyelesaikannya dengan baik. Koordinasi dengan panitia juga berjalan mulus hingga sesi terakhir.

Refleksi: Ujian Bagi Peserta, Juga bagi Pengawas

Dua hari menjadi pengawas ASPD membuka mata saya bahwa tugas ini bukan hanya soal mengawasi ujian, tetapi juga soal menjaga integritas, menciptakan suasana yang kondusif, serta membangun komunikasi yang baik antarpetugas dan panitia sekolah.

Saya juga belajar bahwa pengawasan bisa menjadi sarana memperluas jejaring dan mengenal lebih dekat rekan-rekan seprofesi dari berbagai latar belakang. Rasanya menyenangkan bisa menjadi bagian dari sistem pendidikan yang terus berusaha membaik dari waktu ke waktu.


Penutup

Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa setiap peran sekecil apa pun dalam pendidikan, jika dijalankan dengan niat dan dedikasi, akan memberi dampak yang berarti. Semoga di masa depan saya tetap diberi kesempatan untuk terus belajar, berkontribusi, dan bertumbuh bersama dunia pendidikan.

*Pernah kalian ikut menjadi pengawas atau fasilitator juga? Atau punya pengalaman unik saat ujian berlangsung? Yuk, cerita di kolom komentar!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Tips Efektif Belajar IPS agar Tidak Membosankan

Pendakian Perdanaku di Gunung Api Purba Nglanggeran