Deles Indah (Menyusuri Lereng Merapi di Hari yang Tenang)
Setelah dua pendakian sebelumnya yang cukup menantang. Nglanggeran dengan batunya yang sakral, dan Andong yang penuh kabut, kali ini saya memilih perjalanan yang lebih santai dan ringan. Tujuannya adalah Deles Indah, sebuah kawasan wisata alam yang berada di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Saya mengunjungi Deles Indah pada Rabu, 18 Juni 2025. Hari kerja yang tenang, tiket masuk Rp15.000 per orang, dan cuaca yang sangat bersahabat. Langit biru bersih tanpa awan, udara sejuk tanpa menusuk, dan sinar matahari yang hangat tanpa menyilaukan. Sungguh waktu dan cuaca yang sempurna.
Trek Ringan, Penuh Pemandangan
Tidak seperti Nglanggeran atau Andong yang memerlukan usaha mendaki ke puncak, Deles Indah lebih seperti jalur trekking ringan di tengah hutan dan bukit. Cocok bagi siapa saja yang ingin berjalan kaki menyusuri alam tanpa perlu perlengkapan khusus atau stamina tinggi. Jalurnya sudah tertata dengan baik, berupa jalan tanah dan beberapa tangga batu, dikelilingi pepohonan pinus, semak berbunga, dan aroma khas lereng gunung yang segar.
Suasana pagi itu sangat tenang. Hanya ada beberapa pengunjung lain, kebanyakan pasangan muda dan keluarga kecil. Saya berjalan pelan, menikmati suara dedaunan tertiup angin dan suara kicauan burung-burung di pinggir jalan setapak. Rasanya seperti masuk ke dalam lukisan lanskap yang hidup.
Tempat Istirahat dan Titik Pandang
Deles Indah memiliki beberapa gardu pandang, tempat duduk dari kayu, serta warung-warung kecil yang menjual teh hangat menuju tiket masuk. Saya sempat berhenti di salah satu titik pandang yang menghadap ke arah lereng Merapi. Gunung Merapi sendiri tampak sangat jelas hari itu, berdiri gagah dengan puncak yang sedikit menghitam karena aktivitas vulkaniknya.
Berada di situ membuat saya merasa kecil, namun juga utuh. Di bawah langit luas, hanya ada saya dan alam yang sedang membuka dirinya.
Napak Tilas dan Sejarah Letusan
Deles Indah bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga kawasan yang menyimpan jejak sejarah letusan Gunung Merapi. Di beberapa titik, tersedia papan informasi yang menjelaskan tentang erupsi besar yang pernah terjadi, termasuk letusan dahsyat tahun 2010. Saya sempat singgah ke Deles Gardu Pandang, tempat yang dulunya menjadi pos pemantauan aktivitas Merapi. Dari sana, pengunjung bisa melihat jejak aliran lava dan arah guguran awan panas di masa lalu.
Berjalan sambil merenungi bagaimana alam bisa seindah ini sekaligus sekuat itu, membuat perjalanan saya menjadi lebih dari sekadar jalan-jalan santai. Ada rasa hormat yang tumbuh diam-diam dalam diri terhadap alam dan siklusnya.
Penutup
Deles Indah bukan tentang mendaki atau menaklukkan, melainkan tentang menikmati. Trek ringan di hari cerah, semilir angin dari pegunungan, dan pemandangan Gunung Merapi yang begitu agung, semuanya berpadu menjadi pengalaman yang sederhana tapi bermakna.
Jika kamu sedang butuh istirahat dari keramaian kota, tapi belum siap mendaki gunung, Deles Indah adalah tempat peralihan yang tepat. Ia ramah, tenang, dan cukup untuk membuat kita kembali pulang dengan hati yang lebih ringan.
*Sudah pernah ke Deles Indah? Atau ada spot lereng gunung lain yang jadi tempat healing-mu? Ceritakan yuk!
Komentar
Posting Komentar